Tertawa Di Dunia Menangis Di Akhirat
Rasulullah bersabda; 'Banyak tertawa dan terbahak-bahak itu mematikan hati'.
Banyak tertawa menjadikan hati semakin muram tidak berseri. Cahaya hati tidak bersinar dan akhirnya tidak menyala. Akibatnya hati tak berfungsi lagi.
Nabi Muhammad melarang ummatnya dari gelak tawa yang melampaui batas. Menurut hadits, banyak ketawa menghilangkan akal dan ilmu. Barangsiapa tertawa tergelak-gelak, akan hilang satu pintu daripada pintu ilmu.
Dalam keadaan suka yang berlebihan, hati lalai suasana akhirat dan alam barzakh yang bakal ditemui kelak. Sedangkan dahsyatnya alam tersebut tidak dapat dinukilkan dalam berbagai bentuk media apapun. Manusia sedang menuju ke satu tujuan yang belum tentu menjanjikan kebahagiaan abadi. Sepatutnyalah berfikir bagaimana kedudukan kelak di sana nanti, apakah berbahagia atau menderita.
Berbahagia di dunia bersifat sementara tetapi di akhirat berpanjangan tanpa batas. Penderitaan di dunia hanya sesaat tetapi di akhirat azab yang berterusan dan berkekalan. Merenung dan memikirkan keadaan ini cukup untuk menyadarkan diri tentang bahaya yang akan ditempuh.
"Tertawa-tawa di masjid menggelapkan suasana kubur". Demikian ditegaskan oleh Nabi saw.
Kubur ialah rumah yang bakal diduduki dalam tempo yang panjang. Manusia dalam sendirian dan kesunyian tanpa teman dan keluarga. Kubur bagaikan jadi satu pintu ke surga atau neraka. Betapa dalam kegelapan di sana, manusia digelapkan lagi dengan sikap yangsuka terbahak-bahak di dunia.
Tertawa yang melampaui batas menjadikan kurang berilmu. Apabila kurang ilmu, akal menjadi kurang. Kepekaan terhadap akhiratjuga menurun. Nabi saw pernah bersabda:
"Barangsiapa tertawa-tawa niscaya dilaknat oleh Allah (Al-Jabbar). Mereka yang banyak tertawa di dunia niscaya banyak menangis di akhirat."
Ali bin Abi Thalib Ra senantiasa pilu mengingat '... jauhnya perjalanan ... sedikitnya perbekalan ....' Walaupun hebatnya zuhud dan ibadat beliau, namun merasa masih kurang amalnya.
Betapa diri yang kerdil dan malas beribadat ini sanggup bergembira 24 jam.
Rasulullah bersabda; 'Banyak tertawa dan terbahak-bahak itu mematikan hati'.
Banyak tertawa menjadikan hati semakin muram tidak berseri. Cahaya hati tidak bersinar dan akhirnya tidak menyala. Akibatnya hati tak berfungsi lagi.
Nabi Muhammad melarang ummatnya dari gelak tawa yang melampaui batas. Menurut hadits, banyak ketawa menghilangkan akal dan ilmu. Barangsiapa tertawa tergelak-gelak, akan hilang satu pintu daripada pintu ilmu.
Dalam keadaan suka yang berlebihan, hati lalai suasana akhirat dan alam barzakh yang bakal ditemui kelak. Sedangkan dahsyatnya alam tersebut tidak dapat dinukilkan dalam berbagai bentuk media apapun. Manusia sedang menuju ke satu tujuan yang belum tentu menjanjikan kebahagiaan abadi. Sepatutnyalah berfikir bagaimana kedudukan kelak di sana nanti, apakah berbahagia atau menderita.
Berbahagia di dunia bersifat sementara tetapi di akhirat berpanjangan tanpa batas. Penderitaan di dunia hanya sesaat tetapi di akhirat azab yang berterusan dan berkekalan. Merenung dan memikirkan keadaan ini cukup untuk menyadarkan diri tentang bahaya yang akan ditempuh.
"Tertawa-tawa di masjid menggelapkan suasana kubur". Demikian ditegaskan oleh Nabi saw.
Kubur ialah rumah yang bakal diduduki dalam tempo yang panjang. Manusia dalam sendirian dan kesunyian tanpa teman dan keluarga. Kubur bagaikan jadi satu pintu ke surga atau neraka. Betapa dalam kegelapan di sana, manusia digelapkan lagi dengan sikap yangsuka terbahak-bahak di dunia.
Tertawa yang melampaui batas menjadikan kurang berilmu. Apabila kurang ilmu, akal menjadi kurang. Kepekaan terhadap akhiratjuga menurun. Nabi saw pernah bersabda:
"Barangsiapa tertawa-tawa niscaya dilaknat oleh Allah (Al-Jabbar). Mereka yang banyak tertawa di dunia niscaya banyak menangis di akhirat."
Ali bin Abi Thalib Ra senantiasa pilu mengingat '... jauhnya perjalanan ... sedikitnya perbekalan ....' Walaupun hebatnya zuhud dan ibadat beliau, namun merasa masih kurang amalnya.
Betapa diri yang kerdil dan malas beribadat ini sanggup bergembira 24 jam.
Lanjutkan!